MAKALAH TEKNIK KOMUNIKASI
DAMPAK INDONESIA SEBAGAI KAWASAN RING OF FIRE
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah TEKNIK KOMUNIKASI
Disusun Oleh:
CYNDIANA
PAWESTRI
21040114120003
JURUSAN PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini kejadian-kejadian alam
baik yang berakibat fatal maupun ringan yang biasa dikenal sebagai bencana
sering sekali terjadi di 2 dekade belakangan ini. Banyak sekali bencana-bencana baik yang diakibatkan
oleh faktor alam maupun non alam yang melanda negara Indonesia. Contoh kejadian
ini seperti tsunami di daerah aceh pada tahun 2004 silam yang menewaskan lebih
dari 200.000 jiwa manusia kemudian tahun 2010 indonesia dikgemparkan dengan
meletusnya salah satu gunung teraktif di dunia yaitu gunung merapi pada 26
oktober dan kejadian-kejadian lainnya.
Kejadian ini memang tidak bisa
di hindarkan antara keterkaitannya dengan negara Indonesia karena memang
Indonesia berada di zona “Ring Of Fire” (cincin api) yang artinya sebuah zona dimana terdapat banyak aktifitas seismik. Indonesia
terletak diantara Cincin Api dan Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa
Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus ke Himalaya, Mediterania dan berujung di
Samudra Atlantik. Inilah sebabnya di Indonesia banyak gunung berapi aktif dan
banyak terjadi gempa. Gunung-gunung berapi di Indonesia termasuk yang paling
aktif dalam jajaran gunung berapi pada Ring
of Fire.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah mengenai topik
makalah ini antara lain:
1.
Apa
makna tentang Indonesia sebagai ring of fire?
2. Bagaimana dampak-dampak yang
ditimbulkan akibat Indonesia sebagai kawasan ring of fire?
3. Bagaimana cara untuk mengantisipasi
kemungkinan dampak buruk akibat Indonesia sebagai kawasan ring of fire?
4. Apa mitigasi yang sesuai dalam
proses pengendaliannya dibidang perencanaan wilayah dan kota?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui makna tentang Indonesia sebagai kawasan ring of fire
2. Untuk mengetahui dampak-dampak yang
disebabkan akibat Indonesia berada di kawasan ring of fire
3. Dapat mengantisipasi kemungkinan
dampak buruk dari Indonesia sebagai kawasan ring
of fire
4. Dapat menerapkan mitigasi yang tepat
dalam proses pengendaliannya baik pra, saat serta pasca akibat Indonesia
sebagai kawasan ring of fire
II.
PEMBAHASAN
A.
Makna Indonesia sebagai kawasan Ring Of Fire
Keberadaan ring of fire terletak di
Samudera Pasifik yang meliputi sejumlah gunung berapi aktif dan gempa bumi. Kawasannya
membentang mulai dari pantai barat Amerika Utara hingga ke pantai timur Asia.
Beberapa daratan yang dilintasi adalah pegunungan Andes (Chili dan Bolivia),
Amerika Tengah, Amerika Utara (Meksiko, Amerika Serikat, Kanada), Rusia,
Jepang, Filipina, Indonesia, New Zealand,
dan Antartika. Kebanyakan daratan yang dilewati adalah daratan yang berbatasan
langsung dengan laut dan memiliki gunung api yang masih aktif. Itu sebabnya
mengapa negara-negara di Eropa jarang sekali terjadi gempa, karena kebanyakan
negara di daratan Eropa tidak berbatasan dengan laut dan tidak memiliki gunung berapi
yang aktif.
Pacific Ring of Fire atau biasa disebut Ring of Fire (Cincin Api) adalah zona
dimana terdapat banyak aktifitas seismik. Cincin Api Pasifik atau lingkaran api
Pasifik (Pasific Ring of Fire) adalah
daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang
mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sebutan Cincin Api karena kawasan ini
banyak sekali gunung api yang masih aktif dan meletus. Kawasan ini juga sering
disebut sebagai Sabuk Gempa Pasifik. Cincin Api Pasifik terjadi karena adanya
gerakan dari lempeng-lempeng tektonik dan beberapa tabrakan dari lempeng kerak
bumi.
Indonesia adalah salah satu negara
yang termasuk kedalam kawasan zona ini. Apabila di ibaratkan tangan, Indonesia
adalah jari manis yang dilingkari sebuah cincin. Bedanya, ini bukan cincin
biasa, melainkan cincin bencana yang menjadikan Zamrud Khatulistiwa harus
selalu bersiap menghadapi bencana. Cincin api ini dikenal dengan sebutan Ring Of Fire, nama yang sebetulnya gagah
dan megah, tetapi disanalah letak bahaya dan sangat mengerikan. Indonesia terletak diantara Cincin Api
dan Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus
ke Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra Atlantik. Inilah sebabnya di
Indonesia banyak terdapat gunung berapi aktif dan sering terjadi gempa.
Gunung-gunung berapi di Indonesia termasuk yang paling aktif dalam jajaran
gunung berapi pada Ring of Fire.
Di
Indonesia ada sekitar 60 gunung api yang masih aktif. Gunung berapi ini paling
banyak tersebar di Sumtera, Jawa, Bali-Lombok-Nusa Tenggara Barat-Nusa Tenggara
Timur, bagian utara Sulawesi dan Maluku. Gunung Krakatau, Gunung Tambora dan
Gunung Merapi adalah gunung yang terkenal karena letusannya yang dahsyat dan
keaktifannya. Sejak abad ke-10 (sekitar tahun 1000an) hingga sekarang, Gunung
Merapi sudah meletus sebanyak 80 kali. Sekitar 12 lokasi di Indonesia termasuk
dalam kawasan Cincin Api Pasifik. Mereka adalah:
v
Gunung
Tambora (Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat)
v
Toba-Sibayak-Sinabung-Tarutung
(Gunung api dan sesar tektonik di Sumatera Utara)
v
Gunung
Krakatau (Gunung api bawah laut di Selat Sunda)
v
Gunung
Agung-Batur-Rinjani (Bali, Lombok)
v
Gunung
Semeru-Penanggungan-Bromo-Ijen-Kelud (Jawa Timur)
v
Gunung
Merapi-Merbabu-Lawu-Sindoro-Sumbing-Dieng (Jawa Tengah)
v
Gunung
Tangkuban Perahu-Salak-Papandayan-Galunggung (Jawa Barat)
v
Gunung
Kerinci-Dempo-Sorik Merapi (Sumatera)
v
Gunung
Rokatenda-Egon-Lewo-Tobi-Ende-Larantuka (Nusa Tenggara Timur)
v
Sangihe-Ambon-Ibu-Saputan
(Kepulauan Ambon)
v
Liwang-Padang-Aceh-Palu
(Sesar Darat)
v
Mentawai-Nias-Simeulue
(Pulau di batas benua)
B. Dampak-dampak akibat
Indonesia sebagai kawasan ring of fire
Letak
negara Indonesia yang terdapat banyak gunung berapi aktif yang membentang dari
sabang sampai merauke menyumbangkan berbagai dampak-dampak baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan. Dampak
ini tentunya harus diwaspadai oleh semua pihak terutama dampak yang
membahayakan jiwa berupa bencana alam. Namun disamping dampak buruk yang
disebabkan oleh kondisi tersebut kita juga patut bersyukur karena Indonesia
menjadi alam surga dalam artian semua yang ditanam akan tumbuh. Hal tersebut
sesuai dengan sumber perekonomian indonesia yaitu agraris. Berikut
dampak-dampak akibat Indonesia yang terletak sebagai kawasan ring of fire antara lain:
1.
Dampak yang menguntungkan dari letak
Indonesia sebagai kawasan ring of fire
Seperti
yang kita ketahui negara Indonesia di kelilingi oleh Ring of Fire (cincin api) atau Lingkaran Api Pasifik adalah
daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang
mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda
dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut
sebagai sabuk gempa Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81%
dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa
berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk
Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke
Atlantika. Didalam wilayah Ring of Fire akan sering terjadi gempa bumi, letusan
gunung bearpi. Indonesia merupakan negara dengan jumlah Gunung berapi terbanyak
di dunia ada sekitar 129 gunung berapi. Dari sebanyak 129 gunung
api di Indonesia atau 13 persen dari seluruh gunung api di dunia,
terbentang dari pulau Sumatera menyusuri pulau Jawa kemudian menyeberang ke
Bali, Nusa Tenggara hingga bagian timur Maluku dan berbelok ke utara pulau
Sulawesi. Walaupun letusan gunung berapi menimbulkan bencana, korban jiwa dan
kerugian materi, tetapi banyaknya gunung berapi itu juga lah yang menyebabkan
tanah di negeri ini sangat subur. Berikut beberapa keutungan dari meletusnya
gunung berapi.
v
Abu
Vulkanis yang dikeluarkan saat terjadinya erupsi gunung berapi dapat
menyuburkan tanaman karna banyak unsur hara yang sangat berguna bagi tanaman.
v
Material
lain gunung api berupa batu, kerikil, dan pasir dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan.
v
Magma
yang keluar ke permukaan bumi banyak membawa mineral logam, dan barang tambang
lainnya.
v
Kawasan
gunung berapi bisa di manfaatkan untuk lahan hutan, perkebunan dan pariwisata. Menambah
kesuburan kawasan sekitar lereng gunung, sehingga dapat ditumbuhi banyak
pepohonan dan dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam waktu beberapatahun
kedepan. Sementara itu, Abu vulkanik mengandung sulfur dan silica. Abu
vulkanik bisa berfungsi sebagai pemasok unsur hara tanaman. Abu vulkanik juga mengandung
Cu dan Fe yang yang berfungsi sebagai mikroelemen.
v
Dapat dijadikan objek wisata bagi wisatawan
domestic dan wisatawan mancanegara Hasil erupsi (pasir) dapat dijadikan mata
pencaharian seperti penambangan pasir dan karya seni dari endapan lava yang
telah dingin.
v
Aktifitas gunung api dapat menghasilkan
geothermal atau panas bumi yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari
v
Sisa-sisa aktivitas Gunung berapi dapat
menghasikan bahan-bahan tambang yang berguna dan bernilai tinggi. Seperti
belerang, batu pualam dan lain-lain.
v
Membangkitkan industri semen dan industri yang
berkaitan dengan insfrastuktur bisa bangkit, termasuk bisa menyerap banyak
tenaga ahli untuk memulihkan infrastruktur dan sector lainnya di kawasan
terkena musibah.
v
Terjadinya distribusi keadilan ekonomi, dengan
banyaknya sumbangan dari para dermawan.
Oleh
karena itu Negara Indonesia dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumberdaya
alamnya baik sumberdaya hutan, sumberdaya air dsb. Dengan kandungan tanah yang
subur yang mengandung berbagai jenis unsur hara maka tanah di Indonesia mudah
ditanami berbagai jenis tumbuh-tumbuhan.
2.
Dampak yang merugikan akibat Indonesia
sebagai kawasan ring of fire
Letak
geologis yang sangat rawan akibat Indonesia berada di jalur maut ring of fire. Gempa bumi tektonik dan
berbagai letusan gunung berapi di Indonesia yang sering terjadi seolah sudah
menjadi hal yang lumrah dan mengakrabi negara Indonesia. Ring of Fire atau lingkaran api pasifik merupakan
jalur patahan lempeng tektonik. Jalur maut Indonesia berada di sebelah selatan
samudera hindia yang mendekat ke utara, kemudian lempeng eurasia berupa patahan
di sepanjang pulau Sumatera, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku,
Sulawesi sampai Filipina dan Jepang. Kemudian di dalam patahan tersebut ada
pertumbuhan volcan yang disebut Ring of Fire. Indonesia merupakan negara
yang berada di garis Ring of Fire terpanjang di dunia.
Indonesia
terkenal sebagai jalur yang memiliki tingkat bahaya gunung meletus dan gempa
bumi yang tinggi. Akibatnya banyak kerugian yang diakibat oleh aktivitas ini
terhadap berbagai sektor. Berikut merupakan kerugian (dampak negatif)
yang diakibatkan apabila gunung meletus :
a.
Sektor
pertanian
Pada
sub sektor tanaman serta peternakan, meletusnya gunung berapi menyebabkan
banyaknya tumbuhan dan hewan yang mati akibat debu vulkanik.
b.
Sektor
Perikanan
Sub
perikanan, air tercemar dikarenakan air yang terkena debu vulkanik mengandung
asam yang berbahaya bagi ikan-ikan
c.
Sektor
transportasi
v
Transportasi
udara: Awan vulkanik yang di hamburkan oleh gunung berapi sangat
tebal serta sangat berbahaya bagi armada penerbangan untuk melakukan
perjalanan dengan kondisi yang tidak mendukung.
v
Transportasi darat: Sama halnya dengan transportasi
udara, transportasi melalui darat juga sangat beresiko pada kondisi debu
vulkanik menyelimuti daerah tersebut.
d.
Sektor ekonomi
Kunjungan wisatawan berkurang ataupun
sebagian menunda, banyak event yang semula akan dilaksanakan banyak yang
dialihkan pelaksanaannya atau bahkan dihentikan. Hal ini memberikan dampak pada
penurunan penjulan produk kerajinan, usaha kuliner, usaha transportasi turun,
dan lainnya.
e.
Sektor jasa
Menurunnya wistawan membuat sebagian
orang yang menawarkan jasa di rugikan.
f.
Sektor konstruksi
Banyak bangunan yang rusak parah,
prasarana seperti jembatan, jalan, dan sebagainya banyak yang rusak karena
gunung berapi.
g.
Efek negatif Abu Letusan Gunung
tersebut Bagi Kesehatan
Abu vulkanik mengandung SIO2 atau
lebih sering di sebut dengan pasir kuarsa yang biasanya digunakan untuk membuat
gelas. Berbeda dengan debu biasa yang kita hirup, abu vulkanik memiliki bentuk
yang berujung runcing, sangat berbahaya apabila di bandingkan dengan debu biasa
yang berbentuk bulat. Selain SIO2 abu vulkanik juga mengandung mineral,
bebatuan, dan silika ( debu yang dapat menyebabkan Silicosis). Belum lagi yang
mungkin mengalami stres, kurang istirahat, dan kurang makanan bergizi, sehingga
akan mengakibatkan daya tahan tubuh semakin menurun. Lemahnya daya tahan
tubuh ditambah paparan silika bisa membuat infeksi semakin mudah
menyerang. Pernapasan memang paling mudah terpengaruh oleh abu vulkanik. Tapi
besar-kecilnya dampak abu vulkanik sebenarnya bergantung pada sejumlah faktor,
seperti konsentrasi partikel di udara yang sebaiknya kurang dari 10 mikron
dalam diameter, frekuensi dan lama pemaparan, kandungan abu, cuaca, serta
kondisi kesehatan seseorang.
Tentu
hal-hal ini akan merugikan baik dari segi ekonomi yang berujung ke tingkat
kesejahteraan masyarakat serta dari segi keselamatan jiwa.
C.
Cara mengatasi dan mengantisipasi kemungkinan buruk
akibat Indonesia sebagai kawasan ring of
fire
Perlu di ketahui bahwa semua bencana
alam yang telah terjadi di masa lalu, sekarang dan kelak di masa mendatang
adalah proses alam dan merupakan kehendak tuhan yang maha esa. Akibat kejadian
ini kita tidak dapat menyalahkan satu pihak saja namun kita sebagai masyarakat
yang tinggal di tanah air Indonesia tercinta harus mengemban tanggung jawab
bersama. Kepentingan ini adalah untuk kemaslahatan jutaan manusia di Indonesia.
Dengan begitu perlunya antisipasi kemungkinan buruk yang terjadi akibat kondisi
Indonesia sebagai kawasan ring of fire
adalah zona dimana terdapat banyak aktivitas seismik yaitu gempa bumi dan
gunung meletus. Cara mengatasi dampak buruk akibat bencana alam ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara dan metode, namun posisi Indonesia sebagai negara
berkembang memungkinkan sangat rentan terhadap bencana alam yang akan terjadi
terutama dibidang ketahanan manusia baik dari segi keselamatan maupun peringatan
dini akan datangnya bencana susulan. Oleh karena itu berdasarkan hal tersebut
dapat diterapkan beberapa cara untuk mengatasi kemungkinan buruk akibat kondisi
ini antara lain:
1.
Faktor
Teknologi
teknologi
sangat penting dan diperlukan dalam mengatasi bencana terutama pada saat
bencana itu belum terjadi. Semakin baiknya teknologi maka semakin sedikit
korban yang meninggal akibat bencana. Teknologi ini dapat diterapkan pada alat
peringatan dini. Selama ini yang kita ketahui peringatan dini bencana bersumber
dari sirine yang biasa ada di daerah yang rawan bencana seperti di sekitar
pegunungan aktif maupun pantai-pantai rawan bencana tsunami. Teknologi juga
dapat diterapkan terhadap bangunan-bangunan. Hal ini seperti yang dilakukan
penduduk jepang dengan membangun rumah anti gempa.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam
hal ini perlunya pemberdayaan masyarakat terutama dalam hal pengetahuan umum
mengenai bencana alam. Program ini dapat dilakukan mulai dari pendidikan
sekolah dasar bagi anak-anak mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan saat
terjadi bencana. Selain itu untuk orang dewasa maupun orang tua dapat dilakukan
dengan mengadakan sosialisasi mengenai bencana alam tentang kesiapsiagaan serta
waspada akan kemungkinan terjadi bencana. Pemberdayaan masyarakat ini lebih
diutamakan kepada kaum wanita, lansia dan anak-anak karena mereka adalah faktor
kerentanan wilayah dari segi demografinya.
D. Mitigasi bencana
yang tepat dalam proses pengendaliannya
Mitigasi bencana adalah serangkaian
upaya untuk mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi, dengan jalan
melaksanakan pembangunan fisik sebagai upaya pencegahan, maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan untuk menghadapi ancaman bencana yang perlu dilakukan (Nugroho, 2007).
Bencana tidak dapat dicegah akan tetapi sebagai makhluk yang berpendidikan kita
dapat melakukan inovasi-inovasi teknologi walaupun kemungkinan kecil dapat
mengatasinya, namun apabila memahami bagaimana penanganan dengan benar,
kita akan lebih siap untuk menghadapi bencana yang akan terjadi.
Banyak cara yang dapat dilakukan
untuk mengatasi ancaman bencana tersebut melalui mitigasi bencana antara lain (Nugroho, 2007):
1.
Memasukkan kawasan rawan bencana alam
pada penataan ruang wilayah nasional, provinsi, kabupaten/kota
2. Melakukan
penilaian lingkungan fisik alamiah
3. Melaksanakan
koordinasi dengan seluruh instansi yang terkait dengan pekerjaan penataan ruang
dan
4. Melaksanakan
sosialisasi kepada masyarakat terhadap pekerjaan yang terkait dengan penataan
ruang.
III.
PENUTUP
KESIMPULAN
Pacific Ring of Fire atau biasa disebut Ring of Fire (Cincin Api) adalah zona
dimana terdapat banyak aktifitas seismik. Cincin Api Pasifik atau lingkaran api
Pasifik (Pasific Ring of Fire) adalah
daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang
mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sebutan Cincin Api karena kawasan ini
banyak sekali gunung api yang masih aktif dan meletus. Kawasan ini juga sering
disebut sebagai Sabuk Gempa Pasifik. Cincin Api Pasifik terjadi karena adanya
gerakan dari lempeng-lempeng tektonik dan beberapa tabrakan dari lempeng kerak
bumi. Indonesia adalah
salah satu Negara yang termasuk kedalam kawasan zona ini. Apabila di ibaratkan
tangan, Indonesia adalah jari manis yang dilingkari sebuah cincin. Bedanya, ini
bukan cincin biasa, melainkan cincin bencana yang menjadikan Zamrud
Khatulistiwa harus selalu bersiap menghadapi bencana. Cincin api ini dikenal
dengan sebutan Ring Of Fire, nama
yang sebetulnya gagah dan megah, tetapi disanalah letak bahaya dan sangat
mengerikan. Indonesia terletak
diantara Cincin Api dan Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali,
Jawa, Sumatra, terus ke Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra Atlantik.
Inilah sebabnya di Indonesia banyak terdapat gunung berapi aktif dan sering
terjadi gempa. Gunung-gunung berapi di Indonesia termasuk yang paling aktif
dalam jajaran gunung berapi pada Ring of
Fire.
Dampak-dampak yang diakibatkan letak
geologis ini terdapat dua yaitu dampak yang menguntungkan dan merugikan. Dampak
menguntungkan seperti kondisi tanah di Indonesia yang subur karena banyak
mengandung unsur hara sehingga tanah di Indonesia disebut sebagai tanah surga.
Dampak yang merugikan adalah Indonesia banyak terdapat jajaran gunung api aktif
sehingga sering terjadi gempa dan gunung meletus. Dengan mengetahui kondisi
Indonesia seperti ini dapat dilakukan berbagai cara untuk mengatasinya terutama
dari segi korban jiwa. cara ini dapat dilakukan dengan pengembangan teknologi
serta pemberdayaan masyarakat. Selain itu, di bidang perencanaan wilayah dan
kota kondisi ini dapat dilakukan suatu upaya mengurangi resiko bencana atau dikenal
sebagai mitigasi bencana. Salah satu mitigasi yang tepat adalah dengan
memasukan kawasan rawan bencana alam (gempa bumi, gunung meletus dll) pada
penataan ruang, sehingga wilayah ini menjadi lebih terpantau dan terkontrol
secara bertahap.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. (2014).
Ring of Fire dan Keuntungannya, dalam
http://www.gemadesa.com/2014/03/12/279/ring-of-fire-dan-keutungannya.html. Diunduh tanggal 25 Mei 2015.
Ahmad. 2013.
Ring of Fire, dalam http://www.ahmadsains.com/2013/07/ring-of-fire-cincin-api.html. Diunduh tanggal 25 Mei 2015.
Anonim. 2012. Ring of
Fire Bagaikan Pedang Bermata Dua bagi Kehidupan, dalam http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/19/ring-of-fire-bagaikan-pedang-bermata-dua-bagi-kehidupan-451131.html. Diunduh tanggal 25 Mei 2015.
Nugroho, H. (2007). Penataan Ruang dan Pertimbangan Kawasan
Rawan Bencana Alam. Diskusi Interaktif
Implikasi UU RI Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Kaitannya Kebikajan
Tata Ruang Kota Semarang Terhadap Kawasan Rawan Bencana Alam, Tanggal 27 September 2007. Jurusan Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)
Semarang.
Pamungkas, P.
(2014). Plus Minus Indonesia Dalam Jalur Ring of Fire Dunia: Secara geologis,
posisi Indonesia cukup rawan sebab berada di jalur maut Ring of Fire,
dalam http://joglosemar.co/2014/02/plus-minus-indonesia-dalam-jalur-ring-of-fire-dunia.html. Diunduh tanggal 25 Mei 2015.
Pengaplikasian Software EndNote
Mitigasi Bencana di Daerah Rawan Bencana
Rob dan Banjir, Kota Semarang
Bencana
adalah kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam dan non alam. Faktor alam
seperti gaya tektonik dan vulkanik sedangkan non alam diakibatkan oleh
perbuatan manusia terhadap alam sekitar seperti eksploitasi secara
besar-besaran, menebang hutan tanpa adanya reboisasi dan pembakaran hutan.
Contoh bencana yang sering terjadi seperti longsor, banjir, rob, gempa bumi,
gunung meletus dan bencana lainnya.
Di
kota semarang, rob dan banjir merupakan masalah bagi masyarakat yang bertempat
tinggal di daerah dataran rendah dan kawasan pesisir seperti di Kecamatan Tugu,
Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Semarang Timur,
Pedurungan, Gayamsari dan Kecamatan Genuk (Khamdi, 2014). Tipe banjir dapat berbentuk
genangan air atau banjir bandang yang sifatnya merusak. Rob adalah genangan air
laut yang mengalir kea rah daratan. Rob merupakan banjir yang terjadi akibat
pasang air laut yang menggenangi kawasan yang mempunyai ketinggian lebih rendah
dari permukaan air laut pada pasang tertinggi (Kurniawan, 2003). Walaupun debit air tidak sebanyak
pada waktu banjir badang, namun dampak yang diakibatkan oleh peristiwa ini sangat
berpengaruh terhadap faktor kesehatan dan terganggunya rutinitas warga sekitar.
Dengan demikian diperlukan suatu tindakan pengurangan resiko dari bencana
tersebut. Oleh karena itu mitigasi bencana atau serangkaian upaya untuk
mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi, dengan jalan melaksanakan
pembangunan fisik sebagai upaya pencegahan, maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan untuk menghadapi ancaman bencana perlu dilakukan (Nugroho, 2007).
Mitigasi
untuk kawasan rawan bencana gerakan tanah di wilayah kota Semarang , antara
lain (Nugroho, 2007):
1.
Memasukkan kawasan rawan bencana alam
pada penataan ruang wilayah kota semarang
2.
Melakukan penilaian lingkungan fisik
alamiah
3.
Melaksanakan koordinasi dengan selurh
instansi yang terkait dengan pekerjaan penataan ruang dan
4.
Melaksanakan sosialisasi kepada
masyarakat terhadap pekerjaan yang terkait dengan penataan ruang.
Melalui cara-cara diatas diharapkan
dapat meminimalisasi dampak buruk dari bencana banjir dan rob tersebut.
Oleh
karena itu, daerah yang telah di vonis sebagai daerah rawan bencana hendaknya
di tindaklanjuti selama masih ada manusia dan kegiatan di dalam kawasan
tersebut. Dengan adanya mitigasi bencana ini, paling tidak masyarakat yang
tinggal di daerah rawan bencana dapat mempersiapkan hal-hal yang harus
dilakukan saat bencana itu datang.
Daftar Pustaka
Khamdi,
M. (2014). Semarang Langganan Rob Dan Banjir. Ini Penyebabnya. Retrieved 14 Agustus, 2014, from http://kabar24.bisnis.com/read/20140814/78/250020/semarang-langganan-rob-dan-banjir.-ini-penyebabnya
Kurniawan, L. (2003). Kajian BanjirRob di Kota Semarang (Kasus : Dadapsari). Alami,8, 2. Retrieved from http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/alami/article/view/1041 website: ejurnal.bppt.go.id
Nugroho, H.
(2007). Penataan Ruang dan Pertimbangan Kawasan Rawan Bencana Alam. Diskusi Interaktif Implikasi UU RI Nomor 26
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Kaitannya Kebikajan Tata Ruang Kota Semarang
Terhadap Kawasan Rawan Bencana Alam,
Tanggal 27 September 2007. Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang.
Pembuatan Poster dengan menggunakan Software Photoshop
POSTER YANG BERTEMAKAN BENCANA ALAM
Sebuah poster yang mengangkat tema bencana alam dengan studi kasus deforestasi. Adapun maksud dari pembuatan poster ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Komunikasi. Jenis poster ini adalah poster persuasif yang artinya mengajak untuk melakukan maupun tidak melakukan. Tujuannya dari poster ini adalah untuk mengajak seluruh generasi baik muda sebagai generasi penerus bangsa maupun tua ikut serta berpartisipasi menekan angka hilangnya hutan yang kita ketahui bahwa hutan adalah paru-paru dunia. Dengan mengangkat tagline "Save our Forest from Deforestation" ini mengajak semua generasi untuk mencintai, peduli serta melindungi hutan dari kerusakan hutan yang di sebabkan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Kemudian adanya tangan yang menopang hutan ini menggambarkan bahwa hutan merupakan pokok kehidupan dunia seperti yang di sebutkan di atas hutan adalah paru-paru dunia sehingga jika kelak hutan benar-benar musnah maka kehidupan akan berakhir juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar